Review Film Seaspiracy
Film Seaspiracy merupakan film dokumenter hasil garapan seorang sutradara dari Inggris yang bernama Ali Tabrizi yang dirilis pada 24 Maret 2021. Film Seaspiracy merupakan film dokumenter yang pada dasarnya ingin mengungkapkan fakta tentang bagaimana perilaku merusak manusia terhadap ekosistem laut. Film ini akan menjelaskan sisi gelap dari kehidupan bisnis lautan yang ilegal, mafia lautan, dan sampah plastik sekali pakai. Nah, sebelum saya akan mengulas lebih dalam tentang film ini saya berharap review ini dapat bermanfaat serta dapat memberikan pandangan yang positif.
Film ini berawal dari seorang Ali yang sangat mencintai lautan sebab ia menganggap bahwa lautan itu sebagai dunia baru baginya. Sejak kecil Ali sudah sangat dekat dengan lautan, kemudian saat dirinya berumur 22 tahun akhirnya ia berencana untuk membuat sebuah film dokumenter dengan topik tentang keindahan alam lautan serta ia juga ingin memperlihatkan bagaimana ekosistem laut kepada dunia. Namun, ketika dirinya tengah membuat film tersebut dirinya menemukan fakta kelam dari laut. Sehingga dirinya memutuskan untuk menyelidiki lebih dalam akan hal itu.
Setelah menyelidikinya dirinya mendapati fakta bahwa ekosistem laut rusak itu akibat banyaknya plastik yang terbuang ke laut. Plastik yang terbuang ke laut mereka akan terurai menjadi potongan kecil yang disebut mikroplastk Sehingga secara tidak langsung ketika kita mengonsumsi ikan maka kita juga ikut menelan mikroplastik tersebut.
Selain itu, banyaknya informasi mengenai ikan paus dan lumba-lumba yang mati terdampar dengan perut dipenuhi sampah. Hal ini menjadi masalah serius yang perlu kita perhatikan karena jika terus-menerus terjadi maka akan membuat mereka punah. Selain karena dampak plastik ikan paus dan lumba-lumba ikut punah sebab adanya penangkapan liar yang menggunakan jala harimau. Ikan paus sangat memiliki peran penting untuk lingkungan karena saat mereka bernapas kepermukaan mereka akan menyemburkan phytoplankton yang dimana berfungsi menyerap karbon dioksida dan menghasilkan oksigen. Sehingga penting bagi untuk menjaga agar paus dan lumba-lumba tidak punah.
Namun, mirisnya banyak yang tidak paham akan hal tersebut. Disaat semua negara mengencam untuk tidak menangkap ikan paus dan lumba-lumba. Justru Jepang membiarkan warganya untuk menangkap lumba-lumba dan ikan paus. Saat mereka ditanyai apa yang membuat mereka menangkap ikan paus dan lumba-lumba mereka menyatakan bahwa hal itu dilakukan karena ikan tersebut banyak menghabiskan ikan kecil. Hal ini membuat Ali merasa ada kejanggalan akan alasan tersebut. Kemudian pada saat dirinya pergi ke pelabuhan yang letaknya tidak jauh dari pelabuhan tadi. Ia menemukan fakta lain, pada pelabuhan tersebut mereka malah menangkap ikan tuna. Nah bisa disimpulkan bahwa mereka hanya mengkambinghitamkan ikan paus dan lumba-lumba untuk kepentingan mereka. Selain ikan paus dan lumba-lumba juga ada ikan hiu yang sering ditangkap dengan jumlah yang tidak sedikit. Perbuatan tersebut sangat disayangkan karena jika kita ingin menangkap ikan paus dan lumba-lumba sewajarnya saja.
Tindakan ini biasanya dilakukan oleh perindustrian laut serta adanya perompak laut yang mereka merampok laut dengan ilegal. Perindustrian lautan ini juga sering kali menggunakan cara bisnis yang salah saat mereka melanggar aturan dari aturan yang pemerintah buat. Selain itu adanya perindustrian laut seringkali mengalahkan para nelayan kecil sehingga membuat nelayan kecil susah mendapatkan hasil dari ikan tangkapan mereka. Perompak laut juga menjadi salah satu permasalahan yang sering terjadi biasanya mereka akan mengambil ikan di lautan secara ilegal dan mereka akan menangkap ikan tanpa batasan.
Perlu diketahui ada beberapa ancaman yang juga akan membuat manusia semakin terlihat seperti iblis terhadap ekosistem laut. Seringkali manusia membiarkan jaring ikan terbuang sembarangan yang mengakibatkan ikan tersangkut dan mereka menjadi mati sia-sia. Akibat buruk manusia terhadap ekosistem laut membuat ikan akan habis.
Dalam film ini juga hanya lebih condong terhadap argumen yang lebih setuju untuk manusia menjadi vegetarian. Padahal jika lebih tinjau lagi hewan laut memiliki nutrisi yang sangat dibutuhkan oleh manusia. Jikapun manusia memang berpotensi sebab habisnya ikan di laut itu juga bukan anggapan yang benar. Akan tetapi dari akibat buruk manusia saat mengeksplorasi hasil lautan. Seperti mereka yang menangkap ikan dengan menggunakan jala harimau atau menggunakan peledak saat menangkap ikan. Dari sini juga kita tidak bisa hanya mengambil sisi buruk dari makan ikan sehingga kita menjadi enggan makan ikan.
Film ini masih sangat kurang data dalam memberikan argumen sehingga membuat film ini menjadi kurang meyakinkan para penonton. Banyak sekali hal-hal yang sering diperdebatkan oleh khalayak umum tentang kebenaran akan film tersebut.
Terlepas dari permasalahan film tersebut kita hanya perlu lebih memperhatikan ekosistem lautan mulai dari hal kecil. Seperti yang kita tahu bahwa banyaknya sampah yang terbuang ke laut dapat menjadi ancaman bagi makhluk laut. Plastik sekali pakai yang sering kita gunakan itu juga perlu kita kurangi. Kita juga dapat membantu dengan tidak membuang sampah sembarangan.
Cukup sekian ulasan film Seaspiracy dari saya semoga bermanfaat dan mohon maaf apabila ada kesalahan kata. Terima Kasih.
Tulisan ini saya buat untuk memenuhi ujian akhir semester mata kuliah dasar-dasar filsafat dan pemikiran modern.
ARIANI 20091101013
Universitas Sam Ratulangi Manado