Review Buku Sapiens : A Brief History of Humankind karya Yuval Noah Harari

"Sejarah Awal Umat Manusia Hingga Perkiraan Akhir Umat Manusia"


Biografi dari penulis:

     Yaval Noah Harari yang lahir pada tanggal 24 Februari 1976 merupakan seorang sejarahwan Israel yang menjabat sebagai profesor di departemen Universitas Ibrani Yerussalem. Ia dikenal dengan dua karyanya yaitu Sapiens: A Brief History of Humankind dan Homodeus: A Brief History of Tomorrow.
Dan saya akan mengulas kembali dari buku Sapiens: A Brief History of Humankind.
  
Review buku: 

        Buku tersebut terbagi atas empat bagian yang dimana membahas tentang revolusi kognitif, revolusi Agrikultur, penyatuan manusia, dan revolusi saintifik.
                                  
         Pada bagian revolusi kognitif menjelaskan awal manusia yang sudah ada sejak sekitar 2,5 juta tahun lalu. Dan 2 juta tahun lalu yang berkemungkinan kita dapat menjumpai layaknya manusia pada zaman modern. Selain itu, dibagian ini juga akan lebih banyak menjelaskan bagaimana manusia akan mengenal pengetahuan. Hal tersebut berawal dari Homo Sapiens yang banyak melakukan hal-hal khusus sehingga membuat mereka dapat menemukan aturan-aturan baru alam semesta. Dalam segi kognitif sebenarnya Neanderthal jauh lebih hebat dari Homo sapiens. Akan tetapi homo Sapiens-lah yang pada akhirnya dapat bertahan hidup lebih lama. Selain itu, muncurnya dua cara baru dalam berpikir dan berkomunikasi antara 70.000 tahun yang lalu dan 30.000 tahun yang lalu juga merupakan awal dari revolusi kognitif. Awalnya binantang sudah memiliki bahasa yang mereka gunakan untuk berkomunikasi. Akan tetapi bahasa yang digunakan oleh sapiens ini berbeda sehingga membuat Sapiens dapat dipandang berbeda. Ada teori yang mengatakan bahwa terjadinya mutasi genetik tanpa sengaja yang mengubah penyambungan sel-sel otak Sapiens sehingga memungkinkan mereka berpikir untuk berkomunikasi dengan jenis bahasa yang baru. Bahasa tersebut juga menjadi salah satu faktor mengapa Sapiens dapat bertahan dan berkuasa. 
                           
        Pada bagian kedua yaitu revolusi Agrikultur merupakan awal dari sapiens dari merubah hidupnya sebagai penjelajah dan pemburu menjadi bercocok tanam. Sapiens yang awalnya tidak menetap pada suatu tempat akhirnya mereka menetapkan untuk menetap sampai panen tiba. Hal ini memberikan dampak yang besar dari sapiens untuk menjadi spesies. Pada revolusi ini kehidupan bercocok tanam mereka tak berjalan sesuai dengan keinginan mereka. Walaupun begitu mereka tetap mengatasi kesulitan tersebut hingga akhirnya mereka mendapatkan hasil dari tanaman yang mereka tanam. Oleh karena itu, sudah menjadi hukum sejarah menyatakan bahwa kemewahan cenderung menjadi keharusan dan melahirkan beban-beban baru. Dengan begitu mereka akan terbiasa dengan satu kemewahan tertentu, dan mereka mau menerimanya sebagai kebiasaan, kemudian mereka mulai menjadikannya sebagai kebutuhan. Dan pada akhirnya mereka akan mencapai satu titik yang dimana mereka tidak dapat hidup tanpanya. 

        Kecemasan akan masa depan juga menjadi hal yang ada pada masa revolusi Agrikultur. Revolusi agrikultur juga menjadi perdebatan oleh para sejarawan. Karena ada sejarawan yang setuju dan menyatakan bahwa revolusi agrikultur ini membawa umat manusia menuju kemakmuran. Akan tetapi, ada sejarawan yang menentang revolusi ini karena mereka beranggapan bahwa revolusi agrikultur justru membawa manusia menuju kesulitan dan kesengsaraaan.
                          
       Pada bagian penyatuan manusia di dalam buku menjelaskan bahwa ada 3 faktor kemungkinan yang dapat menyatukan manusia. 3 faktor itu adalah uang, imperium dan agama. Disini penulis menyampaikan pendapatnya bahwasanya manusia yang tidak mempercayai Tuhan atau mematuhi raja mereka akan jauh lebih tunduk untuk uang. Karena uang adalah segalanya bagi mereka. Disini uang dapat diartikan tidak hanya dalam bentuk fisik saja. Melainkan, Uang adalah segala yang orang bersedia menggunakannya untuk merepresentasi secara sistematis nilai dari benda lain untuk tujuan pertukaran barang atau jasa. 

       Pada bagian penyatuan manusia imperium juga berperan penting dalam penyatuan manusia. Dan apa itu imperium sehingga dapat menyatukan manusia? Imperium adalah sebuah tatanan politik dengan dua karakteristik penting: Satu, memiliki kualifikasi penting untuk berkuasa atas signifikan masyarakat yang berbeda. Dua, imperium dicirikan oleh perbatasan-perbatasan fleksibel dan gairah yang secara potensial tidak terbatas. Lalu, Imperium-imperium ini sengaja menyebarkan ide-ide, kebiasaan-kebiasaan, dan norma-norma kepada suatu masyarakat. Selain itu, agama juga menjadi pemersatu bagi manusia selain uang dan imperium. Agama memberikan dampak besar bagi umat manusia. Contohnya: pada keyakinan umat Islam saat beribadah untuk menunaikan ibadah haji yang dimana seluruh umat Islam dari berbagai negara kumpul menjadi satu di Mekkah.
                         
      Pada pembahasan bagian akhir dari buku tersebut yaitu mengenai revolusi saintifik. Disaat revolusi kognitif para leluhur sudah banyak menemukan aturan-aturan yang mengatur islam. Namun, pada sains modern membedakan dari semua tradisi pengetahuan sebelumnya dalam hal penting:
a. Kesediaan mengakui kebodohan.
b. Sentralitas observasi dan matematika. 
c. Perolehan kekuatan-kekuatan baru. 

     Pada Sains modern adalah sebuah tradisi pengetahuan yang unik karena secara terbuka ketidaktahuan kolektif berkenaan dengan pertanyaan-pertanyaan yang paling penting. Sains modern tidak mempunyai dogma. Akan tetapi berdasarkan atas observasi empiris. Manusia modern ketika tidak tahu dengan jawaban atas pertanyaan yang paling penting maka mereka akan melakukan riset observasi. Akan tetapi sains modern juga merupakan juga menjadi salah satu kesulitan manusia modern karena  bahasanya yang sistematisnya sehingga sulit untuk dipahami. Walaupun begitu manusia tetap mempelajari sains karena untuk membuat sebuah alat baru maka mereka akan membutuhkan sains.
                        
         Dan diakhir buku penulis juga menanyakan apakah manusia sudah bahagia? Apakah manusia bahagia baik di masa kini atau masa lalu?
 
       Jika saya berpendapat, terlepas dari masa kini atau masa lalu manusia akan jauh lebih bahagia bukan karena menjadi manusia yang mampu menjadi penguasa bumi ini. Melainkan dengan bersyukur atas apa yang dimilikinya. Selagi masih memiliki tubuh sehat, kuat dan semua tercukupi, bukankah seharusnya kita harus bahagia? Karena bagaimanapun jika kita ingin mencapai kepuasan diri sendiri pasti tidak akan ada habisnya. Walaupun di muka bumi ini tidak semua manusia bahagia dengan semestinya. Tetapi tidak ada yang tahu jika ada saatnya masa depan akan mengubah hidup seseorang. Selain itu, sifat serakah dari manusia itu juga bisa menjadi salah satu faktor alasan mengapa manusia tidak dapat merasakan kebahagiaan yang sesungguhnya.
                          
     Buku Sapiens: A Brief History of Humankind menjelaskan bagaimana homo Sapiens ketika menjalani hidup mereka dan kehidupan dari sapiens sepertinya juga banyak memiliki kesamaan dengan sifat dari manusia. Manusia memang  cenderung memiliki sikap untuk berkuasa dan mencari tahu yang tinggi sama halnya dengan Sapiens yang ingin berkuasa di bumi ini dan banyak melakukan banyak hal untuk memahami bagaimana hukum alam semesta. Sapiens juga banyak mengalami revolusi dalam segala hal, tapi apakah tujuan sebenarnya mereka hidup? Apakah mereka sudah mencapai semua keinginannya?
 
      Saat saya membaca buku Sapiens: A Brief History of Humankind saya ada perasaan heran karena manusia merupakan revolusi dari Homo Sapiens. Ada pertanyaan seperti Lantas kenapa bentuk homo Sapiens begitu mirip dengan binatang khususnya kera?  Bagaimana bisa manusia bisa bertransformasi menjadi wujud yang tak terbayangkan? Itulah pemikiran saya yang selalu tidak bisa paham kenapa sejarah awal manusia harus di hubungkan dengan homo Sapiens?

      Buku tersebut juga banyak menjelaskan bagaimana gambaran kehidupan manusia sejak zaman dahulu. Walaupun di buku ini bercampur dengan pendapat pribadi dari penulis tetapi penulis dapat menyajikan seolah-olah itu nyata dari kehidupan manusia zaman dahulu.
                          
       Cukup sekian review tentang buku Sapiens: A Brief History of Humankind. Saya menyampaikan permintaan maaf apabila ada kesalahan kata dalam artikel. Semoga bermanfaat. Terima kasih.
    

Tulisan ini dibuat untuk memenuhi tugas Ujian Tengah Semester dalam Mata Kuliah “Dasar-dasar Filsafat dan Pemikiran Modern”
Nama: Ariani 
Nim: 20091101013
Fakultas Ilmu Budaya 
Universitas Sam Ratulangi Manado